Senin, 07 Juli 2014

ANAK BERBAKAT AKADEMIK



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
           Secara statistik jumlah anak berbakat akademik (ABA) sangatlah besar di Indonesia.Di antara mereka ada yang telah berhasil mewujudkan potensinya, sehingga dapat berprestasi optimal, namun sebagian besar di antara mereka cenderung belum berprestasi optimal. Hal ini ditunjukkan dengan penampilan sejumlah anak SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa di antara sejumlah PT dengan prestasi secara menakjubkan yang tidak hanya pada tingkat nasional, melainkan juga tingkat internasional. Jika dihitung, maka jumlah anak yang berprestasi masih jauh dari angka yang seharusnya. Kekurangberhasilan itu, tidak hanya disebabkan oleh persoalan kompleks yang dihadapi bangsa Indonesia, melainkan sistem pendidikan yang diterapkan belum banyak memberikan fasilitasi bagi perkembangan anak berbakat.
            Di sisi lain arus globalisasi sangat menghendaki kemampuan kompetitif dalam berbagai hal di antara setiap warga Indonesia. Untuk dapat mengantarkan bangsa Indonesia di masa depan yang lebih prospektif dan mampu bersaing secara terbuka, maka sangatlah diperlukan sistem pendidikan yang mampu membangun keunggulan (excellence). Untuk membangun keunggulan tersebut, bangsa Indonesia bertumpu pada individu-individu yang memiliki potensi dan prestasi cemerlang, salah satunya adalah ABA.
Hingga kini berbagai upaya telah dilakukan dalam membangun keunggulan, di antaranya melakukan reformasi hukum di bidang pendidikan, manajemen pendidikan, proses pembelajaran, kurikulum, dan sistem evaluasi. Namun pada kenyataannya semua upaya reformasi di bidang pendidikan belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah kinerja Bimbingan dan Konseling (BK) belum mampu menampilkan prestasi yang membanggakan terutama dalam memberikan pelayanan bagi anak berbakat akademik.
Anak berbakat akademik tidak hanya membutuhkan layanan BK tidak hanya untuk pengembangan potensinya, melainkan juga untuk mengatasi persoalan yang dimilikinya. Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat, layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan suatu jantung proses pendidikan yang ternyata mampu menunjukkan kontribusinya dalam mengakselerasi kemajuan pendidikan, yang pada gilirannya mampu membangun keunggulan.




B.Tujuan dan mamfaat
1.  Tujuan
      a. Untuk memenuhi tugas mata konseling populasi khusus bagi Anak Berbakat Akademik.
     b.Untuk mengetahui konsep keberkatan.
     c. Untuk mengetahui Karakteristik anak berbakat.
     d.Untuk mengetahui kebutuhan BK bagi Anak  Berbakat Akademik.
2.  Mamfaat
          Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya bimbingan dan konseling bagi Anak Berbakat Akademik.Serta memberikan pemahaman tentang karakteristik Anak Berbakat Akademik,sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang di milikinya.
  
           

          

                                                                          BAB II
KAJIAN TEORI

A.Hakekat anak berbakat akademik
          Banyak istilah yang dapat dipakai untuk menyebut anak berbakat, diantaranya:anak unggul, anak berkemampuan istimewa, anak superior, anak genius, danmasih banyak lagi sebutan lainnya. Secara konseptual pengertian anak berbakat juga berkembang dari tahun ke tahun. Pertama, anak berbakat adalah anak yang ditunjukkan dengan kemampuan tingkat kecerdasaan atau kemampuan umum (g factor) di atas rata-rata. Konsep ini diperkuat dengan teori faktor,bahwa kemampuan individu dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu kemampuan khusus (s factor) dan kemampuan umum (g factor).
          Berdasarkan konsep ini Komisi Pendidikan AS, Sidney P. Marland (1972)menetapkan definisi anak berbakat sebagaiAnak berbakat adalah anak yang diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi profesional sebagai anak yang memiliki kemampuan luar biasa. Mereka menghendaki program pendidikan yang sesuai atau layanan melebihi sebagaimana diberikan secara normal oleh program sekolah regular, sehingga dapat merealisasikan kontribusi secara bermakna bagi diri dan masyarakatnya.
           Kemampuan anak dengan kinerja tinggi yang dapat merupakan prestasi dan atau kemampuan potensial dalam beberapa bidang, baik yang sifatnya kemampuan tunggal maupun kemampuan jamak, atau kombinasi di antara bidang-bidang itu di antaranya: kemampuan intelektual umum, bakat akademik spesifik, kemampuan produktif atau kreatif, kemampuan kepemimpinan, kemampuan bidang seni visual dan pertunjukan, dan kemampuan motorik. Dengan menggunakan definisi keberbakatan yang lebih luas, suatu sistem sekolah diharapkan mampu mengidentifikasi 10% s.d. 15% atau lebih dari populasi dapat disebut anak berbakat. Untuk memahami definisi tersebut di atas secara lebih mendalam, maka dipandang perlu melakukan deskripsi masing-masing bidang keberbakatan. Kemampuan intelektual umum, bahwa orang umum seperti juga pendidik selalu mendefinisikan ini berkenaan dengan skor tes inteligensi yang tinggi – yang biasanya di atas 2 standar deviasi.
         Orangtua dan guru sering mengenal siswa yang memiliki kemampuan intelektual umum di atas rata-rata yang diindikasikan dengan tingkat perbendahaan kata yang tinggi, ingatan, dan penguasaan kata-kata abstrak, dan pemikiran abstrak. Bakat akademik khusus, bahwa siswa dengan bakat akademik khusus diidentifikasi dengan penampilan yang unggul pada tes prestasi atau tes bakat dalam satu atau lebih dari satu bidang, seperti: prestasi matematika, sains.

          Pengelola pencarian bakat sering kali disponsori oleh sejumlah universitas dan institut dengan mengidentifikasi siswa yang berbakat akademik yang skornya 97 % atau lebih tinggi berdasarkan hasil tes prestasi terstandar dan tes bakat skolastik.Kemampuan berpikir kreatif dan produktif, bahwa bakat ini merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide baru dengan menyatukan elemen-elemen yang ada dan bakat untuk mengembangkan makna-makna baru yang berarti bagi masyarakat.

B.Karakteristik anak berbakat       
          Karakteristik siswa kreatif dan produktif mencakup keterbukaan terhadap pengalaman, menetapkan standar personal untuk evaluasi, kemampuan memainkan ide-ide, keinginan untuk menghadapi resiko,kesukaan terhadap kompleksitas, toleran terhadap ambiguitas, image diri yang positif, dan kemampuan menyatu dengan tugas.
        Siswa kreatif dan produktif diiedntifikasi melalu penggunaan tes seperti Torrance Test of Creative Thinking atau melalui penampilan kreatif. Kemampuan kepemimpinan, bahwa kepemimpinan dapat diidentifikasi sebagai kemampuan untuk mengarahkan individu atau kelompok untuk sampai kepada keputusan atau tindakan bersama. Siswa yang menampilkan kemampuan keberbakatan bidang kepemimpinan menggunakan keterampilan kelompok dan bernegosiasi dalam situasi yang sulit. Beberapa guru mengenal kepemimpinan melalui minat yang sungguh-sungguh dan keterampilan dalam pemecahan masalah.
          Karakteristik kepemimpinan mencakup kepercayaan diri, tanggung jawab, kerjasama, kecenderungan untuk mendominasi, dan kemampuan beradaptasi dengan mudahnya terhadap situasi yang baru. Siswasiswa ini dapat diidentifikasi melalui instrumen seperti the Fundamental Interpersonal Realtions Orientation Behavior. Seni visual dan pertunjukan, bahwa siswa berbakat bidang seni menunjukkan keberbakatan khususnya bidang seni visual, musik, tari, drama atau bidangbidang terkait lainnya. Siswa-siswa ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan deskripsi tugas seperti skala produk kreatif (the Creative Product Scale), yang dikembangkan  untuk Sekolah Negeri Detroit oleh Patrik Byrons dan Beverley Ness Parke, Wayne State University.
           Kemampuan psikomotorik, bahwa kemampuan ini mencakup kemampuan motorik kinestetik, seperti keterampilan praktik, spasial, mekanikal, dan fisikal.
Kemampuan ini jarang digunakan sebagai suatu kriteria dalam program bagi anak berbakat. Selain daripada pandangan tersebut di atas, ada pandangan-pandangan lain tentang keberbakatan. Pertama, Robert Sternberg dan Robert Wagner (1982)
menyarankan bahwa keberbakatan adalah suatu jenis mental selfmanagement.
Manajemen mental kehidupan seseorang dalam suatu cara yang konstruktif dan bertjuan memiliki tiga elemen dasar: mengadaptasikan dengan lingkungan, menyeleksi lingkungan baru, dan membentuk lingkungan.
         Sternberg dan Wagner menegaskan bahwa dasar psikologis yang sangat penting darikeberbakatan intelektual yang tersisa dalam kecakapan intuitif mencakup tiga proses utama, yaitu: (1) memisahkan informasi yang relevan dan tak relevan, (2) mengkombinasikan informasi yang terpisah ke dalam keseluruhan yang utuh,dan (3) mengaitkan insformasi yang diperoleh pada saat ini dengan informasi yang diperoleh pada masa lalu.
          Kedua, Howard Gardner (1983) juga menyarankan suatu konsep multiple intelligences, bahwa ada beberapa cara untuk memandang dunia, yaitu : kecerdasan linguistik, logikal/matematik, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal. Belakangan ini dilengkapi dengan kecerdasan naturalistik.Ketiga, Joseph Renzulli (1986) menyatakan bahwa perilaku keberbakatan  merefleksikan suatui interaksi antara tiga kluster dasar dari sifat-sifat manusia,‘yaitu kemampuan di atas rata, tingkat komitmen akan tugas yang tinggi, dantingkat kreativitas yang tinggi.

           Menurut Renzulli, anak-anak berbakat adalah anak yang memiliki atau mampu mengembangkan kesatuan dari sifat-sifat itu dan menerapkannya untuk bidang-bidang apa yang bermakna dari kinerja manusia. Selain daripada itu juga dikatakan bahwa mereka adalah anak yang mampu mengembangkan suatu interaksi di antara tiga kluster, jika diberikan berbagai kesempatan dan pendidikan yang tidak biasanya diberikan melalui program intsruksional pada umumnya.
             Selanjutnya ditegaskan oleh Kitano dan Kirby (1985) bahwa ABA adalah individu yang memiliki kemampuan potensial dan aktual di bidang akademik tertentu seperti: sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan humaniora. Keunggulan bidang akademik yang ditunjukkan dapat juga hanya satu bidang atau dua bidang, bahkan dapat juga semua bidang. Roe (Kitano dan Kirby, 1985) menegaskan bahwa individu di sekolah yang mampu menunjukkan prestasi akademik unggul, ternyata tidak selamanya dia memiliki kecerdasan tinggi, padahal mereka yang memiliki bakat akademik  pada umumnya berkecerdasan tinggi.
           Selain daripada itu individu yang sukses dalam karirnya lebih disebabkan oleh fungsi kerja keras daripada kecemerlangan potensi yang dimilikinya. Selain daripada itu disadari bahwa ABA tidak selamanya mampu menunjukkan prestasi akademik yang unggul, karena boleh jadi disebabkan oleh beberapa faktor.Di antara mereka, ada yang
tidakmampu menampilkan potensi akademiknya secara optimal. Mereka itulah yang disebut sebagai anak berprestasi kurang (underachieving children).
                   Kelompok inilah yang cenderung sebagai populasi yang lebih banyak terjadi di Indonesia, karena model pendidikan yang diselenggarakannya cenderung lebih bersifat klasikal, dan belum memberikan perhatian dan layanan berdasarkan potensi dan kebutuhan peserta didik.

BAB III
HASIL PARAKTEK KONSELING

A.Deskripsi singkat sebelum di laksanakannya konseling
          Sebelum pelaksanaan konseling praktikan mengambil surat pengantar dari kampus  kemudian  bertemu dengan  kepala sekolah  SMP Negeri   I   Luwuk,
guna meminta izin untuk pelaksanaan praktek, namun pada saat itu kepala sekolah masih rapat dengan dewan guru sehingga praktikan menunggu di ruang kepala sekolah.
          Setelah mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah   praktikan langsung  mengadakan observasi  sambil menunggu klien yang  akan di konseling kami berjalan-jalan di sekitar sekolah.Setelah selesai pembelajaran  praktikan  langsung masuk  ke  kelas  guna mencari klien yang akan praktikan konseling ,yaitu Anaka Sapana.
          Proses wawancara dilakukan di ruang  BK,di jam kosong pelajaran Anaka Sapana menyempatkan waktunya.
           Waktu           :  Pukul 09.00-09.45 wita
           Tempat         :  Di ruang BK
           Tanggal         :  31 Mei 2014
 
  BIODATA KLIEN

Nama                            :Anaka Sapana
Tempat,tanggal lahir    :Luwuk,17 Mei 2001
Usia                              :13(Tiga belas)
Alamat                          :Jln.Sungai Bunta
Anak ke -                      :II(DUA)
Jenis Kelamin               :Perempuan
Sekolah & Kelas           :SMP NEGERI 1 LUWUK/VIII.A
Rangking Kelas            :VI(ENAM)
Bisa membaca pd usia   : IV  Tahun
Hobi                                :Membaca,Bermain
Prestasi yang diraih  anak;
1.Pernah mewakili sekolah tingkat kabupaten pada mapel IPS
2.mengikuti pramuka tingkat kabupaten


IDENTITAS KELUARGA
ORANG TUA
AYAH       
Nama                    :Hasrul Hamid
TTL                      :Luwuk,10 Juli 1962
Alamat                 : Bunta
Pekerjaan             :Wiraswata
IBU
Nama                   :Ariati Ipi
TTL                    : Gorontalo,20 September 1968
Alamat                : Jln.Sungai Bunta
Pekerjaan            : IRT
SAUDARA / SAUDARI
Nama                : Nurpadila
TTL                 : Luwuk,28 Mei 1992
Alamat             : Jln.Sungai Bunta
Sekolah          : Unismuh Luwuk
B.Pembahasan
          Berdasarkan hasil konseling yang di lakukan konselor dan klien pertama konselor menbina hubungan antara klien dan konselor sehingga terjalin sebuah keakrapan.Setelah itu konselor menggunakkan teknik menerima sikap apa adanya dari seorang klien tanpa ada membeda-bedakan antara klien, tidak ada penilaian positif dan negatif kepada konseli.Konselor mendorong konseling menggunakan waktu tertentu,yaitu dengan adanya kesepakatan waktu yang di gunakan  antara konselor dan konseli selama proses konseling.
          Konseli masih merasa ragu untuk mengutarakan permasalahannya,sehingga konselor harus meyakinkan konseli bahwa rahasia konseli tidak akan di ketahui oleh orang lain tanpa izin dari anda.Konseli dengan terbuka menceritakan permasalahannya yang dimana konselor konselor menggunakan teknik diam guna mendengar permasalahan yang di utarakan oleh konseli.Koselor memberikan penguatan kepada konseli atau dukungan kepada konseli apabila pernyataan konseli bersifat positif,efektif baik berupa dukungan verbal maupun non verbal.
          Melihat dari permasalahan yang di bahas ,konseli mengalami kebingungan dalam mengembangkan bakatnya karena harus di hadapkan pada sebuah pilihan,maka teknik yang di gunakan konselor,yaitu teknik konfrontasi untuk mengembalikan keadaan konseli pada posisi semula sesuai dengan keadaan sebenarnya.Konseli sudah menemukan jalan keluar dari masalahnya yang Ia hadapi. Sebelum mengakhiri proses konseling, konselor menyimpulkan hasil konseling yang telah di lakukan agar proses konseling semakin jelas.


SATUAN LAYANAN
a.Judul layanan                        : Bimbingan dan Konseling
b.Jenis layanan                          : Konseling Individu
c.Bidang Bimbingan                 : Pribadi dan sosial
d.Fungsi Layanan                     : pemahaman dan Pengembangan
e.Tujuan Layanan                     : Agar individu dapat menyelesaikan masalahnya
f.Hasil yang ingin  di capai       : Mampu mengembangkan bakatnya,mampu 
                                                    menerima suatu keadaan,tetap optimis dan
                                                    berpikir positif.
g.Sasaran kegiatan                    : Peserta didik yang mengalami masalah
h.Materi Layanan                     : Konseling Individu
i. Tempat penyelenggara           : Di ruang BK.
j.Waktu/Tanggal                       : 09-0945/31 Mei 2014
k. Semester                               : Dua/Genap
l.Penyelenggara Layanan          : Mahasiswa
m.Alat dan Perlengkapan         : buku,alat tulis
n.Rencana penilaian                  : Laiseg


BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
          Keputusan telah di ambil oleh klien dalam menghadapi masalah pribadinya,yaitu kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang di latar belakangi oleh ekonomi keluarga yang kurang mampu dan telah mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus di ambilnya guna mengatasi permasalahannnya.
B.Saran
          Bagi konseli jika  punya suatu masalah silahkan sering dengan konselor yang ada di sekolah guna membantu penyelesaian sebuah masalah yang di hadapi,begitu pula bagi koselor kiranya tak bosan untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah,baik  masalah bakat akademik maupun masalah lainnya.Bagi sekolah atau kampus maupun masyarakat kiranya dapat bekerjasama antara komponen-komponen yang ada ,sehingga proses pemberian layanan bimbingan dan konseling bisa sesuai dengan apa yang kita harapkan.



LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 :Biodata Mahasiswa

BIODATA MAHASISWA


Nama                                 :   Karman Yambisi                                  

Tempat/Tgal.Lahir             :   Kelapalima,23 Desember 1992

Alamat                               :   Jln.G.Tompotika No.12
Anak ke                             :    I(Pertama)
Ayah                                  :    Kasman Yambisi
Ibu                                     :    Sance Lombua
Agama                               :    Kristen Protestan
Asal                                   :   Banggai Laut
Hobi                                   :   Olahraga,Membaca.
Gol.Darah                          :    B